Kamis, 21 April 2011

SERPIHAN AMUNISI MAKAN TIGA PEMUDA DI KABIR

Whelmus Waang, korban serpian peluru


Serpihan amunisi yang mengakibatkan tiga orang pemuda terluka di Kabir, Pantar Timur, cukup mengagetkan masyarakat setempat. Spontan seluruh masyarakat panik terhadap kejadian tersebut. Sebab, kejadian itu terjadi di dalam pasar di mana aktivitas pasar sementara berjalan.
Salah satu kerabat korban, Thomas Waang, mendatangi redaksi belum lama ini dan menceritakan kronologis kasus itu. Berikut ini adalah kronologis lengkap kasus penembakan yang diakui kebenarannya salah satu korban, Wempi Waang.
Kira-kira jam 5 sore, (12/03), pasar Kabir masih ramai. Tujuh orang pemuda sedang berada di dalam sebuah rumah (tempat jualan) di pasar Kabir. Tiba-tiba terdengar bunyi seperti bunyi tembakan dari arah utara tempat ketujuh pemuda tersebut berada. Seluruh penghuni pasar, termasuk juga ketujuh pemuda, panik kemudian menyelamatkan diri. Setelah berada di luar rumah, beberapa menit kemudian, bunyi yang sama terdengar lagi. Bersama dengan penghuni pasar lain, ketujuh pemuda tersebut langsung lari tanpa arah.
Wempi Waang, salah satu dari ketujuh pemuda itu, dengan cepat mengemudi motornya ke luar dari pasar. Tidak berapa lama, terdengar teriakan beberapa warga terhadap Wempi bahwa baju bagian dadanya terdapat darah. Saat itu, Wempi baru mengetahui kalau dirinya terkena tembakan.
Tubuh Wempi kemudian lemas. Dengan bantuan beberapa warga, Wempi akhirnya dilarikan ke Puskesmas yang kebetulan jaraknya tidak jauh dari pasar.
Di puskesmas tersebut barulah diketahui kalau Wempi terkena dua serpihan yakni di dada dan di lengan kanannya. Serpihan di lengan kanannya berhasil dikeluarkan oleh petugas medis. Tapi, serpihan di bagian dadanya sulit dikeluarkan sehingga oleh bidan, Wempi direkomendasikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalabahi. Malamnya, kira-kira jam 9, Wempi dilarikan menggunakan perahu motor carteran ke Alor Kecil untuk seterusnya dibawa ke RSUD Kalabahi. Di RSUD Kalabahi, Wempi dirawat secara intensif di Unit Gawat Darurat (UGD).
Selain Wempi, Palla Koho dan Koda juga terkena tembakan. Kedua pemuda tersebut adalah bagian dari ketujuh pemuda yang berada dalam rumah bersama dengan Wempi. Namun, luka pada lengan kanan kedua korban tidak terlalu parah, maka kedua korban tersebut dapat ditangani oleh bidan yang bertugas di Puskesmas Kabir. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kedua korban itu telah dipulangkan untuk dirawat di rumah masing-masing di Kabir.
Menurut Thomas, dua hari setelah kejadian itu warga Kabir belum mengetahui siapa yang diduga pelakunya. Empat orang saksi yang belum diketahui identitasnya belum berani mengatakan siapa pelakunya. Keengganan ketiga saksi untuk berkata jujur bukan disebabkan para saksi tersebut tidak mengenalnya. Tetapi, menurut Thomas, para saksi tersebut kuatir karena lelaki yang diduga pelaku tersebut memiliki catatan menakutkan tidak hanya bagi masyarakat Kabir tetapi masyarakat Kabupaten Alor secara umum.
Sehari setelah kejadian, Tim dari Polres Alor tiba di Kabir, beberapa saksi yang telah disebutkan di atas kemudian mengatakan dengan sebenarnya. Untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, rumah para saksi dijaga oleh beberapa kerabat korban.

Serpihan Masih Diperiksa
Sementara itu, Kapolres Alor, AKBP Dominikus Savio Yenvormase, melalui Kasat Reskrim Polres Alor, AKP Antonius Mengga, mengatakan, Tim Identifikasi Polres Alor telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak menemukan serpihan-serpihan di lapangan. Serpihan yang diperoleh hanyalah dari tubuh tiga orang korban setelah melakukan kerja sama dengan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Kabir.
Di samping itu, Polres Alor belum menemukan senjata atau alat yang digunakan pelaku. Sehingga sulit dipastikan apakah pelaku menggunakan senjata atau bom monotop dalam penembakan tersebut. Untuk memastikannya, Polres Alor masih menunggu hasil pemeriksaan serpihan di Laboratorium Forensik Brimob NTT di Kupang. Namun, Mengga mengaku, dari keterangan empat orang saksi, Opa Kaat menggunakan senjata untuk mencederai tiga pemuda tersebut. Kendati begitu, untuk manahan pelaku, Polres Alor harus memiliki barang bukti yang lengkap. TIM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar