HALAMAN UTAMA

Kamis, 21 April 2011

5 KELAS BELAJAR DALAM SATU RUANGAN


Siswa Ke Sekolah Bawa Meja Dan Kursi

Desa Taman Mataru dan Desa Mataru Timur, Kecamatan Mataru adalah dua desa pendukung SD GMIT Bagalbui. Akibatnya, jumlah siswa pada SD tersebut mencapai ratusan. Karena untuk sampai ke SD GMIT Bagalbui cukup jauh apalagi harus melintas gunung dan lembah, maka pada tahun 2006 manajemen SD GMIT Bagalbui membentuk SD Filial (kelas cabang) Fuihieng, Mataru Timur. Maka SD GMIT Bagalbui kemudian menjadi SD Induk. Saat ini, SD Filiel telah sampai pada kelas ke-5 dengan jumlah siswa 90 orang. Sedangkan SD GMIT Induk Bagalbui siswanya berjumlah 170 orang. Sehingga jumlah keseluruhan siswa pada SD tersebut adalah 260 orang anak. 
Menariknya, pada SD Induk dan SD Filial diberlakukan kelas rangkap. Kelas rangkap tersebut disebabkan oleh kurangnya ketersediaan ruangan.
Kepada SUAR, Andreas Atakama, A.Ma, Guru Kelas VI, membenarkan informasi yang dihimpun di atas. Lebih lanjut dikatakannya bahwa kelas I dan kelas II pada SD Induk digabung dalam satu ruangan untuk mendapat pelajaran secara bersama oleh satu orang guru. Hal itu menyebabkan Proses Belajar Mengajar (PBM) berjalan tidak efektif karena guru yang bersangkutan tidak bisa menyesuaikan materi ajar.
Hal yang sama dialami oleh Gidalti Ahalamani. Meski hanya sebagai pegawai perpustakaan, Gidalti sering mengajar pada kelas tersebut bila guru kelas pada kelas itu tidak masuk. Sehingga dirinya kesulitan menyampaikan materi ajar. Yang dilakukannya hanyalah menyampaikan materi ala kadarnya yang dapat dijangkau oleh kemampuan berpikir anak didik. Perlu diketahui bahwa materi yang disampaikannya tidak sesuai silabus.  
Hal yang sama terjadi di SD Filial. Bahkan, pada SD Filial kondisinya lebih parah. Berdasarkan pantauan SUAR, aula Kantor Desa Mataru Timur dijadikan sebagai ruang kelas. Ironisnya, ruangan tanpa sekat itu digunakan oleh lima kelas secara bersamaan. Maka, adalah rumit untuk melakukan PBM secara efektif. Sebab, sesuai data yang diperoleh, jumlah murid pada SD Filial adalah 90 orang anak.
Kursi dan meja yang ada di SD Filial hanya sebagian kecil saja yang disumbang oleh SD Induk. Sehingga sumbangan tersebut tidak sebanding dengan jumlah murid yang ada. Oleh sebab itu, agar para murid dapat menggunakan kursi dan meja pada saat PBM berlangsung, para murid diarahkan untuk membawa kursi maupun meja dari rumah. Namun, jika ada ibadah atau ada kegiatan di rumah, selama PBM murid yang bersangkutan akan terus berdiri atau duduk di lantai tanah dan menjadikan buku sebagai ganti meja. 
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah, Albert Owpoli, S.Pd, mengatakan, pada SD Filial, Pemerintah Desa (Pemdes) telah memanfaatkan bantuan secara baik. Dari bantuan itu, empat ruangan kelas darurat segera digunakan pada pertengahan bulan april 2011.  semi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar